Read more: http://danker-corporation.blogspot.com/2013/05/membuat-blog-anti-copy-paste_10.html#ixzz2WZpvvZja Dimas Reza Handika Prabowo

Pages

Monday 26 November 2012






Interaksi Manusia Sebagai Mahluk Sosial

BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang Masalah

Kehidupan  manusia  sangatlah komplek  begitu pula hubungan  yang  terjadi pada manusia  sangatlah luas. Hubungan  tersebut  dapat  terjadi  antara  manusia  dengan manusia, manusia dengan alam, manusia  dengan mahluk  hidup yang ada di alam dan manusia dengan Sang Pencipta.Setiap  hubungan tersebut  harus berjalan seimbang, selain itu manusia juga di ciptakan dengan bentuk yang sempurna dan sebaik-baik bentuk yang dimiliki oleh Allah SWT.


BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Manusia Sebagai Mahluk Sosial adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.

Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.

Ada beberapa hakikat yang menjadikan manusia sebagai mahluk sosial. Mahluk yang tidak pernah bisa lepas atau melepaskan diri dari lingkungan sosial maupun aktivitas sosial. Hal ini tentunya berkaitan pula dengan peran manusia yang juga sebagai mahluk individu, mahluk yang mempunyai cipta rasa dan karsa.

Cipta untuk menciptakan sesuatu sesuai dengan ide yang dimilikinya.Rasa yaitu perasaan yang meliputi berbagai emosi yang mungkin dapat ia keluarkan sebagai seorang individu. Ini menyangkut karakteristik masing - masing individu tersebut.
Sementara untuk Karsa yaitu kehendak yang dimiliki manusia yang membuatnya memiliki keingginan untuk melakukan segala sesuatu dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan pribadinya.

Tiga Aspek yang Dimiliki Manusia Sebagai Mahluk Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial memiliki tiga aspek penting dalam hidupnya meliputi :

1. Aspek Organik
Aspek ini menjelaskan manusia sebagai mahluk sosial yang memiliki fisik yang disebut jasmani. Organ tubuh manusia dari ujung rambut samai ujung kaki hingga ia bisa disebut sebagai manusia, tidak disebut binatang atau tumbuhan yang juga merupakan ciptaan Tuhan yang ada dimuka bumi ini.

2. Aspek Psikologis
Aspek ini menjelaskan unsur yang terdapat dalam diri manusia, jiwa atau ruh yang menjadikan seorang manusia itu hidup dan memiliki ciri - ciri hidup. Mulai dari bernafas, tumbuh berkembang dan dapat memiliki pemikiran yang bersifat abstrak. Termasuk memiliki perasaan terhadap segala sesuatu yang dialaminya dalam hidupnya baik seorang individu maupun sebagai mahluk sosial.

3. Aspek Sosial
Aspek ini menjelaskan adanya kebersamaan yang menjadikan ciri manusia sebagai mahluk sosial, dalam situasi atau kondisi tertentu mereka melakukan sesuatu secara bersama - sama. Mereka melakukan kerjasama dengan manusia lainnya untuk menghasilkan sesuatu bisa juga dalam upayanya untuk mewujudkan peranan manusia sebagai mahluk sosial.
Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis yang terdiri dari:

1. Dorongan untuk makan
2. Dorongan untuk mempertahankan diri
3. Dorongan untuk melangsungkan jenis

Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial. Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :

1.    penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.

2.     penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.

Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.

Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1.    Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.

2.    Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.

3.    Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.

Manisfestasi manusia sebagai makhluk sosial, nampak pada kenyataan bahwa tidak pernah ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan orang lain.

Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum, mendirikan kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Dalam perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai harus saling membantu. Sebab kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manusia untuk kerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial merupakan syarat untuk kehidupan yang baik dalam masyarakat yang saling membutuhkan.

Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara) dengan wibawanya wajib mengayomi individu.

Cara Bermasyarakat Manusia Sebagai Mahluk Sosial
Masyarakat adalah tempat aktualisasi seorang manusia sebagai mahluk sosial yang memiliki cara - cara tertentu untuk menyukseskan peran manusia sebagai mahluk sosial. Cara ini antara lain :

1. Imitasi
Dalam proses imitasi seorang manusia sebagai mahluk sosial bersikap, bertindak, bertingkah laku atau berpenampilan dalam rangka meniru orang lain. Hal ini dilakukan karna dalam masyarakat biasanya adanya persamaan, inilah yang membuat interaksi dapat berjalan dengan menyenangkan.

2. Sugesti
Lebih pada tindakan dalam rangka memberikan pengaruh kepada orang lain dalam peran manusia sebagai mahluk sosial, caranya dengan memberikan stimulus atau rangsangan tertentu yang membuat seseorang dengan mudah dipengaruhi. Akibatnya orang tersebut melakukan sugesti yang kita berikan tanpa berpikir secara rasional.



3. Simpati
Suatu sikap yang ada dalam diri seseorang yang memiliki ketertarikan kepada individu lainnya dalam bermasyarakat. Ketertarikan ini bisa disebabkan oleh penampilan, karisma, kebijaksanaan, polsa pikir dan lainnya sebagai unsur yang dianggap memiliki kesesuaian dengan nilai - nilai yang dianut oleh seseorang yang menaru simpati.

4. Identifikasi
Suatu keinginan untuk menyerupai atau mengindentikan diri seorang individu dengan individu lainnya. Biasanya sasaran yang diidentifikasi yaitu seorang tokoj idola atau tokoh yang cukup dikenal oleh masyarakat, jadi ketika seseorang tersebut tampil ia dapat mengingat kita pada tokoh yang ia identifikasikan.

5. Empeti
Sebuah proses seseorang untuk turut serta merasakan suatu hal yang dialaminya oleh orang lain yang ada dalam masyarakat. Ketika orang lain mengalami sebuah penderitaan, maka kita seolah - olah ikut merasakan penderitaan yang dialami orang tersebut. Hal ini juga lumrah dilakukan manusia sebagai mahluk social

Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.

Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.

Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia
hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama
dalam memenuhi kebutuhan rohani.




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan dari makalah tersebut adalah bahwa setiap manusia tidak dapat hidup sendiri didunia ini melainkan dengan bersosialisasi. Oleh karna itu kita harus memupuk rasa tali persaudaraan agar tercipta kedamaian dan kerukunan antar umat manusia.

Daftar Pustaka


           


No comments:

Post a Comment